Dunia modifikasi sepeda motor yang terus bangkit seiring berkembangnya kreativitas dan teknologi, membuat bisnis di bidang ini tak akan pernah surut dan kian menjanjikan.
Peluang itu yang dilihat Haris Tri Tuska, pemilik Glinding Kustom, salah satu bengkel modifikasi motor di Cirebon. Menurut Haris, dunia kustom motor bukan lagi hanya sebuah keisengan. Hobi kustom motor bisa menjadi bisnis yang serius dan sangat prospektif.
“Bisnis berbasis kreativitas teknik dan kreativitas liar. Itulah obrolan awal dari saya, Hendra dan Epay. Setelah sekian lama berteman dan momotoran bareng beberapa tahun ke belakang. Akhirnya kita bertiga komitmen untuk join dan mendirikan sebuah workshop dengan nama Glinding Kustom,” ujarnya.
Nama Glinding Kustom sendiri diambil dari kata Glinding yang berhubungan dengan roda, bisa juga diartikan berputar, sedangkan Kustom itu sendiri sebagai lambang kebebasan untuk mengaplikasikan ide-ide liar dalam modifikasi motor.
“Dengan nama Glinding Kustom berharap ide-ide kustom kita bisa berputar dan melaju, sehingga bisa memberi arti di dunia kustom atau modifiasi motor di Indonesia, khususnya Cirebon,” tuturnya.
Haris mengaku, dirinya sudah menekuni dunia kustom motor sejak delapan tahun lalu. Namun, Haris mulai eksis di dunia usaha kustom motor sejak tiga tahun yang lalu. Ia mengaku tak puas dengan desain motor-motor pabrikan. “Oleh karena itu, usaha kustom motor ini lebih ke gaya hidup dan bisnis. Tidak ada komunitas, saya lebih ke personal. Siapapun, para pecinta kustom motor boleh gabung berbagi ilmu,” tuturnya.
Usaha kustom motor milik Haris ini tak sekadar memodifikasi motor dengan tampilan yang unik dan nyentrik, tapi tetap mempertahankan fungsi motor tersebut dalam keseharian.
“Konsep kustom motor di sini bukan untuk motor yang dimodifikasi lalu hanya jadi pajangan saja. Kita tetap menyesuaikan fungsi motor, jadi bisa dipakai untuk aktivitas sehari-hari. Bisa dipake kerja, atau bonceng pasangan, hehee,” jelasnya.
Sudah tak terhitung kendaraan yang mendapat sentuhan modifikasinya. Untuk harga setiap satu motor modifikasi, Haris mematok minimal Rp5 juta sampai tak terhingga. Harga tersebut tergantung jenis motor, alat, dan keinginan modifikasi dari konsumen,” terangnya.
Selain menerima modifikasi motor, Haris juga menyediakan spare part hasil kreasi sendiri alias handmade. Usaha kustom motor milik Haris ini sudah dikenal hingga luar Cirebon, karena ia memanfaatkan situs online untuk menawarkan jasanya itu. “Justru banyaknya dari luar Cirebon. Kalau bisa dibilang, Cirebon belum terlalu ‘bergairah’ untuk kustom motor. Beda dengan kota-kota dengan masyarakat urban seperti Jakarta dan Bandung, sudah tidak aneh bahkan menjadi gaya hidup,” pungkasnya.